Mahasiswa Kimia ITB, Penelitian di Meiji Pharmaceutical University Jepang
Written by Administrator
There are no translations available.
17 Mei sampai 30 Juli 2011 adalah saat-saat yang paling berkesan bagi Irpan Waliana, mahasiswa pascasarjana program studi Kimia ITB. Irpan yang juga meraih gelar sarjananya dari program studi Kimia FMIPA ITB ini mengaku sangat senang bisa berangkat ke negeri matahari terbit (Jepang-red) dalam periode tersebut demi menyempurnakan tesisnya. Topik tesis Irpan adalah tentang isolasi senyawa biflavonoid dari pohon damar dan uji aktivitas senyawa-senyawa tersebut sebagai inhibitor enzim BACE-1 yang berperan penting dalam pembentukan penyakit Alzheimer’s.
Irpan mengatakan bahwa ia bisa berangkat ke Jepang karena rekomendasi dari pembimbing dan ketua laboratorium tempat ia bekerja, yaitu laboratorium Kimia Organik Bahan Alam (KOBA). Laboratorium KOBA sendiri telah lama menjalin kerja sama dengan beberapa universitas di Jepang seperti Chiba University, Hoshi Pharmaceutical University, Meiji Pharmaceutical University, dan The University of Tokyo. Selain Irpan, beberapa mahasiswa lab. KOBA lainnya juga pernah dikirim ke universitas-universitas tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Irpan sendiri melakukan penelitian di Meiji Pharmaceutical University (MPU). Ia telah belajar banyak hal dari penelitian yang telah ia lakukan di dua tempat berbeda itu (ITB dan MPU).
“Di ITB saya juga melakukan penelitian untuk topik tersebut, hanya mungkin ada beberapa hal yang tidak dapat dikerjakan di ITB seperti uji aktivitas dan pastinya tidak akan ada kendala dalam ketersediaan alat dan bahan kimia di Jepang,” ujar mahasiswa program fast track ini.
Dari penelitian yang telah dilakukannya, Irpan berhasil mengisolasi lima belas senyawa biflavonoid dari daun dan ranting pohon damar. Beberapa diantara senyawa tersebut menunjukkan aktivitas yang menarik sebagai inhibitor enzim BACE-1.
“Tentu saja ini akan menambah nilai guna pohon damar yang tumbuh di Indonesia, terutama untuk kepentingan kajian ilmiah karena selama ini pohon damar di Indonesia mungkin hanya dikenal sebagai sumber kayu untuk industri kertas dan furnitur,” tambah Irpan di sela-sela waktu luangnya saat mengerjakan tesis.
Lima belas senyawa yang berhasil diisolasi tentu bukan suatu hasil yang dapat diperoleh dengan mudah. Saat ditanya bagaimana ia bisa mendapatkan senyawa sebanyak itu, ia hanya mengatakan karena selama di Jepang tidak pernah menemui kendala dalam hal keterbatasan bahan bahan kimia dan instrumentasi.
“Bahan-bahan kimia tinggal ambil, instrumen juga tinggal pakai selama ga ada yang ngetag, tinggal mau kerja aja. Apalagi orang-orang disana sangat workaholic, kerja sampai tengah malam pun ga masalah. Cocok lah buat saya yang kayak lagi ‘ngejar setoran’ ini,” kali ini Irpan sambil tertawa.
Irpan sendiri menyukai budaya orang Jepang yang disiplin, sopan, dan sangat menghormati tamu. Selama di Jepang, ia merasa tidak pernah diperlakukan secara tidak baik. Dalam hal pemakaian instrumen pada saat penting, ia pernah lebih diutamakan dari mahasiswa yang sudah ngetag alat itu sebelumnya. Mereka juga dengan senang hati menemani Irpan untuk melihat-lihat berbagai daerah menarik disana. Nah, dengan berbagai fakta menarik tentang Jepang seperti yang diceritakan Irpan, adakah mahasiswa Kimia yang berminat menjadi anggota lab. KOBA ITB?