Pelatihan dan Demo Alat Direct Detect IR Spectroscopy
Written by Administrator
There are no translations available.
Bandung, chem.itb.ac.id – Laboratorium Biokimia ITB telah melaksanakan pelatihan dan demo alat direct detect infra red spectroscopy untuk penentuan kadar protein. Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Juli 2012 di laboratorium Biokimia Dasar gedung baru Program Studi Kimia. Dibuka langsung oleh ketua laboratorium Biokimia, Dr. Santi Nurbaiti, pelatihan ini diikuti oleh dua puluh mahasiswa sarjana, magister dan doktor yang bertugas akhir di bidang Biokimia. Trainer didatangkan langsung dari penyedia alatnya, yaitu PT Merck.
Bapak Aris, sebagai trainer, menyampaikan sejarah protein quantification dengan cara lama sampai yang terbaru saat ini yaitu Direct Detect Spectroscopy. Alat ini sendiri baru tahun 2012 diniagakan di Indonesia, sehingga belum cukup banyak yang memakainya. Para mahasiswa yang penelitian di Biokimia, selama ini dalam penentuan protein dilakukan dengan UV-Vis Spectroscopy. Metode lainnya, ada pula amino acid analysis, Bradford assays, dan Bicinchoninic Acid assays.
Penentuan kadar protein dengan alat ini memanfaatkan vibrasi pada gugus amida yang khas yaitu vibrasi C=O dan N–H yang terdapat pada protein secara menyeluruh. Alat ini selain spectrometer, juga dihubungkan langsung dengan komputer dengan software khusus. Sampel yang akan diukur dengan alat ini juga cukup sedikit, yaitu hanya dibutuhkan 2 mikro liter saja. Seperti alat spectrometer pada umumnya, pengukuran dimulai dengan mengukur blanko terlebih dahulu. Beberapa mahasiswa, secara bergiliran mencoba mengukur protein hasil penelitiannya dengan alat ini.
Penggunaan alat ini cukup simple, sampel diteteskan pada membran pada kartu khusus (sample card) yang memuat 4 spot membran. Sebagaimana halnya pengukuran dengan spectrometer IR lain yang harus bebas air, alat ini akan mengeringkan sampel secara otomatis selama kurang lebih lima menit. Setelah itu, dilakukan scaning analisis untuk menentukan konsentrasi protein, kurang lebih selama satu menit, keluarlah angka-angka hasil pengukurannya.
Selain itu, pengukuran dengan alat ini didapatkan hasil yang presisi dan producibility yang baik, buffer compatibility, tidak butuh koefisien ekstingsi molar, dan efisien. “Kedepannya, alat ini akan dikembangkan pula untuk penentuan karbohidrat, lipid dan asam nukleat”, ujar trainer dalam presentasinya. -ibr-