Kunjungan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Written by Administrator
There are no translations available.

s

Selasa 2 Oktober 2012 siang, bertempat di ruang diskusi lantai 1 Basic Science Center A (BSC-A), progam studi kimia ITB menerima kunjungan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kunjungan tersebut langsung disambut oleh Ketua Program Studi Kimia, Dr. M. Bachri Amran dan Staf bagian humas.
Sebanyak delapan puluh lima mahasiswa ITS yang berasal pada tahun keempat tersebut dibimbing oleh dua orang dosen ITS, Bapak Lukman Atmadja, Ph.D. dan rekan. Kedekatan ITB dan ITS sebagai Institut Teknologi negeri sangat terasa. ITS yang diresmikan oleh Proklamator Kemerdekaan Ir. Soekarno, yang merupakan alumni ITB. Beberapa pengajar di Kimia ITS juga merupakan alumni ITB.
Sambutan dan pengenalan Kimia ITB secara singkat disampaikan oleh Dr. Bachri. Pengenalan lebih lanjut dan mendalam disampaikan oleh Dr. Rusnadi, selaku tim humas Kimia. Beliau memberikan penjelasan mengenai sejarah, visi misi, kurikulum, fasilitas, dan program – program unggulan yang terdapat di Program Studi Kimia ITB, seperti program honors dan fast track. Selain itu juga dijelaskan juga mengenai kelompok keahlian yang terdapat di prodi Kimia ITB.
Dalam sesi tanya jawab, peserta kunjungan sangat antusias menggali lebih dalam program di Kimia ITB. Diantaranya, ada yang bertanya mengenai program mayor minor yang ada di ITB. Mahasiswa Kimia ITB, dalam memenuhi SKS kelulusan, dapat mengambil beberapa SKS dari program studi lain yang ada di ITB dengan sistem paket. Paket tiap program studi biasanya sekitar 15 SKS dan harus lulus semua, kebanyakan kuliah ini adalah kurikulum wajib pada program studi minornya itu. Mahasiswa yang berhasil lulus dalam pengambilan paket minornya, akan dicantumkan dalam ijazahnya sebagai minor dalam program studi tertentu.
Hal yang berbeda dalam penerimaan mahasiswa baru di dua Institut ini juga ditanyakan oleh peserta. ITB, menerima mahasiswa tahun pertama masuk di fakultas terlebih dahulu. Berbeda dengan ITS, yang langsung diterima ke jurusan. Dr. Rusnadi pun menjawab, pola penerimaan seperti ini, akan menggambarkan terlebih dahulu kepada mahasiswa baru. Mahasiswa baru diwajibkan datang ke pengenalan program studi yang ada di fakultasnya sebanyak 3 kali dan juga mengisi kuesioner pemilihan program studi 3 kali (awal, tengah dan akhir tahun pertama) secara online. Kebanyakan, selama di bangku SMA, para siswa belum cukup mengenal dekat jurusan yang ingin ia masuki. Sehingga, kemungkinan mahasiswa salah masuk jurusan, akan diminimalisasi dibandingkan masuk jurusan langsung di tahun pertamanya. Hasil pilihan kuesioner, kemudian dibagi menurut minat. Bila daya tampung melebihi peminat, maka akan dilakukan perankingan dengan bobot yang berbeda tiap program studi.
Hubungan prodi dan himpunan mahasiswanya ditanyakan oleh peserta, Kaprodi pun menjawab Himpunan dalam beberapa kegiatan melibatkan dosennya, tetapi tetap porsi kemandiriannya lebih besar di mahasiswa, seperti dalam kegiatan Geohumanism yang beberapa waktu lalu. Kunjungan diakhiri dengan serah terima cindera mata dari kedua kampus, dan dilanjutkan touring laboratorium dan fasilitas Kimia ITB. –ibr-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *