Seri Kuliah Kimia dan Masyarakat – Rafiani (KI 99)
KI4211 – Kimia dan Masyarakat
23 Maret 2018
Narasumber : Rafiani (Alumni Kimia ITB angkatan 1999)
Reporter : Daniel Tambuwun (Mahasiswa Kimia ITB angkatan 2015)
Laboratorium Seorang Kimiawan Birokrat
(BANDUNG, www.chem.itb.ac.id) Kimiawan identik dengan pekerjaan di laboratorium seperti mereaksikan sesuatu, melakukan analisis kandungan senyawa dalam sampel, mengisolasi senyawa-senyawa dari bahan alam, dan melakukan penelitian terkait pengembangan suatu material. Dengan pemikiran yang seperti ini, peran seorang kimiawan seolah-olah terbatas di lingkungan laboratorium. Hal itu sejatinya benar dan sesuai dengan kewajaran yang biasa dilakukan oleh seorang kimiawan. Namun, masih ada banyak sisi lain dari profesi kimiawan yang tidak berada dalam lingkup lab. Kimiawan juga berperan dan berkontribusi di lingkungan masyarakat. Orang-orang berilmu memiliki tanggung jawab sebagai agen perubahan di masyarakat. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan seseorang lulusan kimia untuk bekerja dan mengabdikan dirinya dalam lingkungan masyarakat.
Kuliah Kimia dan Masyarakat hari Jumat, 23 Maret 2018 dibawakan oleh Ibu Rafiani, Ph.D. Beliau merupakan alumni kimia ITB angkatan 1999 yang berasal dari Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Saat ini beliau bekerja di Dinas Lingkungan Hidup sebagai Kepala Bidang Pemerintahan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis. Selain bekerja di pemerintahan, beliau pernah bekerja juga sebagai staf pengajar di Politeknik Negeri Bengkalis.
Kuliah Kimia dan Masyarakat dengan pembicara Rafiani, S.Si., Ph.D., Kepala Bidang Pemerintahan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis. (Foto: Kimia ITB)
Bekerja di bidang lingkungan tentu melibatkan banyak regulasi-regulasi dan perizinan. Salah satu hal yang dikerjakan adalah terkait Amdal. Amdal merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan, Amdal adalah “kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”(Peraturan Menteri LH No 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian, Pemeriksaan Dok. LH Serta Penerbitan Izin Lingkungan).
Sejak SD, beliau memiliki kegemaran yang baik yakni membaca. Awal mula jalan menuntut ilmu di perguruan tinggi, terutama ITB, sudah mulai terbesit ketika beliau masih SD, semuanya dimulai dari membaca. Jalan beliau menuju ke perguruan tinggi dimulai ketika kesempatan untuk studi pada jenjang sekolah menengah atas yang ditempuh di SMA Krida Nusantara Bandung.
Setelah menyelesaikan pendidikan untuk jenjang sarjana, beliau melanjutkan pendidikan ke Universitas Brawijaya untuk bidang Bioteknologi Agrikultur dan Agroindustri. Tidak hanya sampai situ, beliau melanjutkan studi di Yamaguchi University Jepang dalam bidang Teknik Lingkungan sampai pada jenjang doktoral. Oleh karena itu, satu-satunya lulusan doktoral wanita dari Kabupaten Bengkalis hanya beliau seorang. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan, terlebih untuk seorang putri daerah.
“Ketika ada kemauan, semesta akan mendukung”, begitulah perkataan yang tepat untuk menggambarkan apa yang telah beliau capai sampai saat ini. Dimulai dari suatu keinginan yang kecil, hingga mendapatkan pendidikan tinggi dan kemudian bekerja. Terkadang, hal-hal yang tiba-tiba terbesit di pikiran mungkin sesuatu yang sepele. Tetapi, ada kemungkinan bahwa hal-hal sederhana tersebut akan menjadi jalan hidup kita di masa depan.
Pekerjaan di lingkungan pemerintahan mungkin tidak terbesit bagi seseorang yang lulus dari Program Studi Kimia, terlebih lagi untuk melanjutkan karir di daerah. Terlepas dari berbagai faktor yang mendorong beliau untuk kembali ke daerah asalnya, berkarir di instansi pemerintahan daerah tentunya merupakan suatu hal baik dan tentunya bermanfaat bagi daerah tersebut. Ternyata, tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang kimiawan dapat memberi warna tersendiri bagi daerah asal mereka.
Begitu banyak hal yang dapat dimulai dan dikembangkan di daerah. Melalui pendidikan di Kimia ITB, nilai-nilai yang benar dan berlandaskan ilmu pengetahuan telah membentuk karakter lulusannya agar dapat menjadi dampak bagi masyarakat. Semua nilai yang telah dipegang dan diperoleh sejak menempuh pendidikan di Kimia ITB membawa suatu warna tersendiri yang berbeda bagi masyarakat dan untuk membawa kebaikan bagi sesama.
Sebagai seorang birokrat, paradigma masyarakat tentang aparatur pemerintahan tentu tidak semuanya baik. Citra kepemerintahan yang belum baik sering dikaitkan dengan pelayanan kepada masyarakat yang tidak maksimal. Masalah ini bukan berarti menjadikan orang yang bekerja di pemerintahan menerima saja paradigma seperti ini. Sebaliknya, berbagai perubahan terus digiatkan, dimulai dari diri sendiri sebagai pembawa perubahan itu. Masalah yang dihadapi merupakan peluang untuk membuktikan karya nyata, terutama sebagai seorang kimiawan di masyarakat, dan membawa solusi dengan nilai-nilai kebenaran ilmiah yang telah diterima.
Sebagai petinggi di instansi pemerintahan, beliau memiliki beberapa orang bawahan yang tentunya berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Tentunya sebagai pemimpin, beliau memposisikan dirinya dengan berbagai tipe orang. Salah satu yang menjadi catatan beliau adalah bagaimana seseorang harus inisiatif dalam dunia kerja. Inisiatif menimbulkan rasa empati terhadap satu sama lain. Dengan saling menolong dan peka terhadap orang lain, kontribusi nyata kita dapat membawa dampak bagi orang lain. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti menawarkan bantuan untuk orang lain. Hal-hal kecil seperti ini tentunya akan membawa dampak yang besar bagi orang yang dibantu.
Foto bersama peserta dan pengelola kuliah kimia masyarakat dengan narasumber di Ruang 2104 Prodi Kimia ITB. (Foto: Kimia ITB)
Jangan pernah malu untuk kembali ke daerah. Daerah merupakan “laboratorium” (tempat bekerja) yang sangat besar bagi kimiawan. Tenaga-tenaga ahli sangat banyak dibutuhkan di daerah-daerah agar membawa dampak untuk kemajuan Indonesia. Begitu banyaknya orang berbondong-bondong untuk bekerja di luar daerah mereka, pergi ke Pulau Jawa untuk mencari peruntungan. Hal ini bukanlah suatu kesalahan, tetapi di daerah pun begitu banyak kesempatan bagi seseorang untuk berkembang. Selain itu, mengembangkan sesama manusia merupakan suatu hal yang mulia karena melalui daerah, kita dapat menjadi warna dan corak untuk perubahan yang lebih baik. (editor: MI)