Bandung, chem.itb.ac.id–Afifah Rizqina (Kimia 2019) bersama Fathya Alya Nurverina (Kimia 2019) dan Muhammad Dzul Fakhri (Kimia 2019) meraih Juara Kedua pada Chemistry Fair UI cabang “Chemistry Innovation Project” 2021 (“CIP” 2021). Perlombaan bertema pencemaran udara tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Kimia Universitas Indonesia (HMD Kimia UI). Tema yang diangkat dalam lomba ini adalah “Utilizing Chemical Science and Technology to Take a Role in Pollution Problems” dengan tiga subtema yang difokuskan pada penelitian dan pengembangan teknologi dalam mengatasi masalah pencemaran di Indonesia.
Afifah Rizqina bersama Fathya Alya dan Dzul Fakhri menyusun dan mempresentasikan karya tulis yang berjudul “Membran Selulosa-Kitosan sebagai Penangkap CO2 dari Industri Manufaktur” di bawah bimbingan Dosen Kimia ITB, yakni Ibu Dr. Rachmawati, S.Si., M.Si. Membran merupakan bahan semipermeabel yang potensial untuk menangkap gas karbon dioksida dari industri manufaktur. Berbeda dengan adsorben lainnya, teknologi membran lebih efisien dari segi ruang dan energi. Dalam karya tulisnya, Afifah dan tim menjelaskan tentang membran yang ramah lingkungan karena terbuat dari selulosa dan kitosan hasil pengolahan limbah. Selulosa dapat diambil dari limbah tanaman berkayu atau kertas yang sudah tidak terpakai, sedangkan kitosan dapat diperoleh dari cangkang krustasea (udang dan kepiting) serta jamur. Selanjutnya, tim melakukan kajian terhadap performa membran selulosa-kitosan dan proses transpor yang terjadi di dalamnya.
Afifah menceritakan, “Awal mulanya kami merumuskan tiga ide, yaitu adsorben zeolit, sel bahan bakar, dan membran. Namun, setelah melakukan beberapa pertimbangan, kami memilih topik membran karena membran ini akan dibuat dari bahan ramah lingkungan dengan prosedur yang cukup sederhana. Sebetulnya, lomba yang pertama kali ingin kami ikuti mengharuskan membuat prototype. Namun, seiring melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia saat itu, kami memutuskan tidak mengikuti lomba tersebut dan mengembangkan ide kami untuk lomba CIP UI 2021 ini.”
Afifah menerangkan lebih lanjut, “Kesulitan yang kami rasakan adalah waktu pembuatan karya tulis yang sangat pendek. Kompetisi ini pun dilaksanakan di tengah masa perkuliahan (semester ganjil di ITB-red), sehingga kami harus membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa selama masa persiapan dan kompetisi, kami masih terkesan terburu-buru. Kami sangat bersyukur bahwa Ibu Rachmawati selaku dosen pembimbing memberikan banyak saran, terutama terkait ide yang kami usung dalam tulisan ini. Beberapa hari sebelum presentasi pun kami masih berkomunikasi dengan Ibu Rachma dan sempat latihan bagaimana cara menyampaikan presentasi yang baik. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas bimbingan dan bantuan Ibu Rachma selama pelaksanaan lomba ini.”
Selamat dan sukses kepada para pemenang dan dosen pembimbing!