Muhammad Dzul Fakhri (Kimia 2019) meraih Juara Pertama pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional “National Environmental Scientific Writing Competition” 2021 (LKTIN “Ensight” 2021). Perlombaan bertema lingkungan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur (UPN Jatim). Rangkaian acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu sesi presentasi pada 28 Agustus 2021 dan pengumuman pemenang pada 30 Agustus 2021. Tema yang diangkat dalam lomba ini adalah “The Role of Youth in Creating Technology as The Contribution to Realize SDG’s 2030” dengan tujuh subtema yang berfokus pada gagasan terkait lingkungan untuk memenuhi Sustainable Development Goals 2030.
Bersama Tito Wijayanto (Teknik Kimia 2019), Dzul Fakhri menyusun dan mempresentasikan karya tulis yang berjudul “Komposit Nanoporous Litium Titanium Oksida (LTO) Termodifikasi Kitosan untuk Pengayaan Ion Litium dari Geothermal Brine” dengan fokus pada subtema teknologi. Penyusunan karya tulis ilmiah tersebut dibimbing oleh Dosen Kimia ITB, yaitu Bapak Dr. Grandprix T. M. Kadja. Saat diwawancara, Dzul Fakhri selaku Ketua Tim menceritakan, “Beberapa waktu yang lalu, saya dan Tito sudah bersepakat untuk mengikuti lomba bersama, tetapi tidak sempat untuk mengembangkan idenya. Barulah saat tidak ada perkuliahan, tepatnya pada bulan Juni (libur semester—red), kami berdua sepakat untuk mengisi waktu dengan mengikuti perlombaan ini.” Mengenai ide yang dikembangkan dalam karya tersebut, Dzul menjelaskan, “Kami mencoba membuat suatu teknologi yang bermanfaat untuk memperkaya ion litium dari sumber alami. Sumber alami yang kami tinjau adalah geothermal brine dari Dieng, Jawa Tengah. Dengan sistem yang menggunakan adsorben nanoporous litium titanium oksida termodifikasi kitosan (LTO-K), sistem tersebut dapat menghasilkan produk larutan dengan kadar litium yang 30 – 50 kali lipat lebih tinggi daripada brine yang digunakan.”
Selama penyusunan karya ilmiah tersebut, Dzul dan Tito mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga. “Kami berdua belajar bagaimana membuat abstrak yang sesuai dan mencerminkan ide yang kami kembangkan dengan tepat dan meyakinkan. Pada tahap penulisan karya ilmiah, kami sempat tersendat karena seperti hilang arah; tetapi syukurlah karya tulis tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu, waktu pembuatan presentasi dan poster hanya tersedia lima hari dan beriringan dengan minggu pertama perkuliahan sehingga kami berdua belajar membagi waktu dan akhirnya dapat mengerjakannya semaksimal mungkin.” Ke depannya, Dzul mengharapkan ide dari karya ilmiah tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan litium sebagai bahan baku baterai ion litium di masa depan. “Karena material yang kami gunakan tahan terhadap degradasi asam, adsorben nanoporous LTO-K dapat digunakan secara berulang tanpa dissolution loss yang besar. Harapannya, produk sistem ini dapat digunakan sebagai alternatif terhadap mineral pengandung litium yang kian menipis.”