Kuliah Kimia dan Masyarakat Seri 4: Berkarier di Industri Aluminium
Pembicara pada kuliah Kimia dan Masyarakat kali ini adalah Bapak Kusnandar,S.Si, M.M. dari PT Inalum (Indonesia Asahan Aluminium). Bapak Kusnandar merupakan lulusan S1 Kimia ITB tahun 1997. Setelah itu, Bapak Kusnandar mengambil pendidikan Magister di jurusan Ilmu Manajemen di USU Medan dengan mendapatkan gelar Magister Manajemen pada tahun 2014. Saat ini, beliau sedang mengambil Program Profesi Insinyur di ITS. Setelah menyelesaikan program studi S1, dimulai pada Bulan Maret Tahun 1998, Bapak Kusnandar bekerja di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Beliau saat ini menjabat sebagai Senior Vice President di Departemen Operational & Strategic Human Capital.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dimiliki oleh PT Mineral Industri Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 6 Januari 1976. Inalum memiliki total pegawai sebanyak 1810 orang dengan produk berupa aluminium ingot, aluminium billet, dan aluminium foundry alloy. Kapasitas produksi dari PT. Inalum adalah 250.000 ton aluminium per tahun. Terdapat empat lokasi kerja Inalum, yaitu, pabrik peleburan alumuninium (Kuala Tanjung), pembangkit listrik tenaga air (Paritohan), Kantor Penghubung Medan, dan Kantor Jakarta. Kepemilikan saham dari Inalum sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, maka Inalum adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Visi perusahaan Inalum adalah menjadi perusahaan global terkemuka berbasis aluminium terpadu ramah lingkungan.
Inalum memiliki tiga pusat bendungan yaitu Bendungan Pengatur Siruar, Bendungan Siguragura, dan Bendungan Tangga. Inalum terhubung melalui 271 menara transmisi bertegangan 275 kV. Produksi PT Inalum terhubung dari pabrik anoda, pabrik reduksi, hingga pabrik pencetakan. Terdapat tiga situs utama dalam pabrik anoda pada PT Inalum, yaitu Green Plant, Pabrik Pemanggang dan Pembuatan Anoda. Pabrik anoda digunakan sebagai tempat pembuatan batang anoda. Batang anoda kemudian digunakan dalam pabrik reduksi untuk memperoleh aluminium dalam bentuk cairan. Aluminium cair kemudian dialirkan ke pabrik pencetakan untuk dibentuk menjadi aluminium ingot, aluminium billet, dan aluminium foundry alloy.
Ilmu kimia sangat berperan dalam PT Inalum, salah satunya dalam proses elektrolisis pembuatan aluminium di pabrik reduksi. Bahan baku berupa Al2O3 direaksikan bersama karbon untuk menghasilkan alumunium cair dan gas karbon dioksida. Pada proses tersebut, Al2O3 akan mengalami reduksi, sedangkan karbon akan mengalami oksidasi. Permasalahan yang dapat muncul dalam proses ini adalah adanya reaksi balik yang berpotensi mengurangi produksi aluminium yang terbentuk sekaligus menambah jumlah karbon yang dibutuhkan dalam reaksi.
Dalam pabrik anoda terdapat dua jenis anoda, yaitu PAF (Prebaked Anode Furnace) dan SAF (Soderberg Anode Furnace). Pada PT Inalum, PAF lebih digunakan dibandingkan dengan SAF. Terdapat beberapa kelebihan menggunakan PAF, antara lain, penggunaan karbon lebih rendah, hemat energi, menggunakan arus tinggi, lingkungan kerja bersih, serta mekanisme dan pengontrolan melalui komputer lebih mudah. Bahan baku PT Inalum didapatkan dari berbagai negara. Bahan baku yang digunakan adalah alumina, calcined petroleum cokes, coal tar pitch, dan aluminium fluoride. Produk buatan PT Inalum dipasarkan 80% ke dalam negeri, sedangkan 20% lainnya disebarkan ke luar negeri. Beliau juga berpesan, bahwa ilmu kimia yang dipelajari ketika kuliah sangat banyak manfaatnya untuk industri aluminium dan aplikasinya (Salsazahra Rofilah).
