PT Ijo Inovasi Indonesia terbentuk atas adanya kebutuhan masa pandemi, dimana pembelian digital mengalami peningkatan sehingga penggunaan packaging dan sampah plastik pun meningkat. Dari seluruh limbah plastik yang digunakan, 60% nya merupakan jenis plastik sekali pakai yang tidak ramah lingkungan dan hanya sebesar 9% nya yang dapat di recycle. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran Pak Rahadiyan jika hal ini dibiarkan, pada tahun 2050 laut Indonesia akan lebih didominasi oleh sampah dibandingkan dengan spesies laut seperti ikan. Maka dari itu diperlukan adanya inovasi untuk membuat plastik dengan menggunakan material yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan, agar laut Indonesia akan tetap lestari. Di sisi lain, rumput laut merupakan salah satu hal yang diekspor terbanyak yang dilakukan oleh Indonesia dengan angka ekspor sebanyak 286 million tons pada tahun 2022.
Sebagai bahan bioplastik, rumput laut memiliki kemampuan fast growing, carbon absorbing, tergolong sebagai marine biodegradable dan home compostable. Bioplastik dianggap memiliki potensi untuk menggantikan regular plastic dan dapat mengurangi penggunaan atau produksi sampah plastik, sehingga penggunaan bioplastik dengan berbahan dasar rumput laut merupakan solusi terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi limbah plastik. Selain itu rumput laut juga memiliki benefit 3P, yang meliputi Prosperity (increasing economic prosperity), People (improving peopleβs welfare), dan Planet (protecting the environment and mitigating climate change). Di sisi lain, inovasi pembuatan bioplastik berbahan dasar rumput laut ini juga memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari para petani rumput laut. Langkah yang dilakukan PT Ijo Inovasi Indonesia ini dalam memasarkan bioplastik berbahan dasar rumput laut selain dari upaya untuk melestarikan lingkungan juga dapat meningkatkan pendapatan nasional dan kesejahteraan para petani rumput laut. Hal ini juga dapat mempengaruhi jumlah ekspor rumput laut untuk produksi dalam negeri. (Amanda Chintia)