Dalam kesempatan tersebut, Beliau menjelaskan juga beberapa pekerjaan manufaktur yang dilakukan di PT Pindad. Proses manufaktur yang dijelaskan dimulai dengan manufacturing, forming, welding, metal injection molding, dan surface treatment. Jika seluruh proses tersebut telah dilakukan selanjutnya QC Inspection, assembling, QC Inspection & Test, dan jika seluruh tahap tersebut lulus maka proses manufaktur selesai. Produk manufaktur yang dibuat oleh PT Pindad contohnya adalah Senapan Serbu SS2, Laras, amunisi (mortir, grenades, bomb & big caliber), kendaraan tempur Panser Anoa-2, dan lainnya. Adapun proses yang digunakan oleh PT Pindad seperti Deep Drawing dan Brass Drawing. Selain menjelaskan proses manufaktur, beliau juga mejelaskan terkait bahan-bahan yang digunakan selama proses produksi. Salah satunya mengenai pembuatan bahan peledak seperti senyawa nitro aromatic, nitrat ester, nitraamin, peroksida, garam anorganik, garam organic, dan propelan (cotton linterns, nitric-sulfuric acid, glycerin, sulfuric acid, dan guanidine nitrate). Penggunaan propelan oleh PT Pindad mulai dilakukan pengembangan dengan standar Militer dan Referensi Pabrik Propelan Luar Negeri, yaitu Propelan Merah Putih yang sebelumnya melalui Pilot Plant.
Beliau menyatakan bahwa PT Pindad memang tidak memproduksi seluruh bahannya sendiri melainkan masih membeli dan memberdayakan industri lokal atau dalam negeri. Namun, PT Pindad mampu memproduksi Propelan Merah Putih hingga 5 kg/batch. Hasil produksi yang masih sedikit membuat PT Pindad menyiapkan strategi agar mencapai targetnya yang berencana untuk menghasilkan 1000 ton Propelan Merah Putih/tahun. Strategi tersebut merupakan DED (Detailed Engineering Design) dan EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Sebenarnya improvisasi PT Pindad yang dilakukan saat ini bertujuan untuk memperkuat system pertahanan dan ketahanan negara. Menariknya Kuliah Tamu ini adalah saat beliau menjelaskan bahwa PT Pindad turut bekerja sama dengan ITB unuk melakukan pengembangan Biofuel berbahan sawit. Selain itu, terdapat sesi tanya jawab yang membuat kita mampu mengenal lebih jauh PT Pindad. Beliau menyatakan bahwasannya PT Pindad masih bergantung dengan politik dan birokrasi pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan harga jual hingga regulasi. Kemudian PT Pindad juga memanfaatkan pasar luar seperti Amerika, Thailand, beberapa negara ASIA lainnya. Oleh karena itu, kini PT Pindad sedang berjuang untuk menembus pasar dunia. (Indri Dea Apriliya)