Kuliah KI4211 Kimia dan Masyarakat: “Charcoal: Understanding Commodity, Global Value, and Fire Risk Handling”

Kuliah KI4211 Kimia dan Masyarakat: “Charcoal: Understanding Commodity, Global Value, and Fire Risk Handling”

Kuliah Kimia dan Masyarakat kali ini dibawakan oleh Bapak Amran Lesmana, S.Si., M.Si., alumni kimia ITB Angkatan 2003 pada hari jumat 25 april 2025 jam 15.00-17.00 WIB di ruang 9019. Beliau saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Charcoal di PT Carsurin Tbk. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Magister di Departemen Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) dan memiliki pengalaman kerja lebih dari 15 tahun di industri pertambangan dan energi, khususnya dalam bidang teknologi batubara dan arang. Sebelum menjabat posisi saat ini, beliau merupakan Senior Engineer Coal Technology di PT Kaltim Prima Coal dan Operation Head di Divisi Batubara PT Carsurin hingga 2024. Selain itu, beliau aktif sebagai asesor LSP Perhapi, anggota tim komite SNI, serta trainer IMSBC dan spesialis barang berbahaya sesuai IMDG Code.

Dalam kuliah tamu ini, Beliau membahas mengenai komoditas arang dari berbagai sudut pandang: dari pemahaman dasar mengenai arang sebagai “Black Diamond”, peranannya dalam perdagangan global, hingga bahaya kebakaran yang menyertainya saat pengiriman internasional. Arang, terutama arang tempurung kelapa, menjadi salah satu produk ekspor unggulan dari Indonesia karena nilai tambah yang tinggi dan permintaan yang terus meningkat dari pasar global seperti Timur Tengah, Eropa, dan Asia Timur.

Jenis-jenis arang yang umum di Indonesia meliputi arang batok kelapa, arang kayu, arang sekam padi, serta bentuk olahan seperti briket arang dan karbon aktif. Setiap jenis memiliki karakteristik fisik dan kimia yang menentukan stabilitas serta tingkat bahayanya saat pengiriman. Salah satu bahaya utama adalah risiko self-heating yang dapat menyebabkan kebakaran spontan di dalam kontainer kapal. Oleh karena itu, produk ini diklasifikasikan dalam IMDG Class 4.2 sebagai barang berbahaya yang rentan terhadap pembakaran spontan.

Untuk mencegah insiden kebakaran, dapat dilakukan berbagai prosedur mitigasi dengan cara penanganan penyebab kebakaran yaitu fire triangle atau segitiga api seperti terlihat pada gambar di samping.

Hal pertama dalam mencegah kebakaran yaitu penanganan oksigen. Oksigen dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan menggunakan liner saat pengiriman (MSC shipment). Oksigen juga dapat diminimalisir dengan menggunakan vacuum thermal blanket. Kedua yaitu penanganan panas. Untuk menghilangkan panas, dapat dilakukan pendinginan selama 14 hingga 28 hari setelah proses produksi untuk menghindari peningkatan suhu internal, penggunaan thermal blanket dan container berpendingin (reefer) untuk menjaga suhu stabil. Ketiga yaitu penanganan material mudah terbakar. Dapat dilakukan vanning inspection menggunakan alat pengukur suhu seperti thermometer gun dan stick untuk memastikan suhu kontainer tidak melebihi batas ambang (maksimal 5° di atas suhu lingkungan). Lalu, dapat juga dilakukan pengujian laboratorium terhadap kandungan air, abu, bahan volatil, karbon tetap, serta Self-Heating Test (SHT) untuk menentukan klasifikasi DG (Dangerous Goods) atau non-DG. Terakhir, dapat dilakukan audit pabrik berkala (ISO 9001).

Beliau juga menyoroti pentingnya peran surveyor sebagai penghubung antara pelaku usaha ekspor terutama UMKM dengan shipping lines dan otoritas regulasi. PT Carsurin memberikan layanan menyeluruh, mulai dari pengujian laboratorium hingga pendampingan dokumentasi seperti MSDS dan COA, yang wajib untuk pengiriman internasional. Selain aspek teknis, kuliah ini juga memberikan wawasan tentang pentingnya kerja sama antara akademisi dan industri, terutama dalam pengembangan kurikulum, riset terapan, dan pelatihan industri.

Kuliah tamu ini dapat menggambarkan pentingnya penerapan ilmu kimia dalam konteks nyata industri ekspor dan logistik. Proses pengujian laboratorium, penanganan termal, serta analisis kualitas produk merupakan bukti bahwa ilmu kimia berperan besar dalam menjamin keamanan, kualitas, dan keberlanjutan bisnis global. Tantangan industri saat tidak hanya soal produksi, tetapi juga bagaimana memastikan keamanan dan ketaatan terhadap standar internasional yang ketat. Peran seorang ahli kimia sangat luas dan strategis, termasuk dalam mendukung UMKM untuk bersaing di pasar global melalui pendekatan ilmiah yang tepat guna (Angel 12522042/MYA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *