Seminar Kimia : “A total Scattering Approach to Understanding Vacancy Ordering in Solid Electrolytes”
Written by Asep Rohiman
There are no translations available.
Ilustrasi : Foto Dr. Isaac Abrahams dan hasil penelitiannya (Asep Rohiman)
Bandung, 19 Februari 2013. Acara seminar ini diselenggarakan oleh Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Fisik dan Anorganik FMIPA ITB dan wajib dihadiri oleh mahasiswa sarjana dan pasca sarjana yang sedang dan atau akan melaksanakan penelitian tugas akhir, khususnya bagi yang mengambil matakuliah Penentuan Struktur Anorganik yang diasuh oleh Prof. Dr. Ismunandar. Seminar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa (peserta), pengetahuan mengenai material oksida dan aplikasinya.
Pemateri pada seminar ini adalah Dr. Isaac Abrahams, dari Materials Research Institute, School of Biological and Chemical Sciences, Queen Mary University of London, UK. Beliau juga menjadi dosen tamu pada mata kuliah Penentuan Struktur Anorganik selama beberapa hari berturut-turut dalam seminggu.
Dr. Isaac Abrahams menjelaskan dengan penuh semangat bahwa elektrolit padatan berbasis Bismut Oksida merupakan kelompok material yang sangat penting karena mempunyai konduktivitas ion oksida yang sangat tinggi baik pada suhu menengah maupun tinggi. Banyak penelitian pada sistem ini difokuskan pada komposisi yang menunjukkan struktur tipe d-Bi2O3, khususnya pada stabilisasi konduktivitas bentuk struktural yang sangat tinggi, oksida bismuth stabil hanya di atas ca. 730 ° C. Stabilisasi ini dapat terjadi melalui pembentukan larutan padat dengan oksida lainnya. Substitusi Bi3+ oleh kation isovalent, seperti logam – logam tanah jarang, menyebabkan berbagai fase tergantung dari jari – jari kation yang disubtitusikan dan tingkat substitusi. Oleh karena itu perhatian atas penerapan elektrolit berbasis oksida bismut pada sel bahan bakar oksida padat (SOFCs) telah terbukti memiliki potensi besar pada bidang ini.
Dalam penelitian ini digambarkan penggunaan hamburan neutron total oksida bismut diganti Yb3+. Pendekatan hamburan keseluruhan melibatkan pemodelan baik Bragg maupun hamburan diffuse untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap baik dari susunan panjang maupun struktur lokal. Pemodelan kebalikan mone carlo digunakan untuk memodelkan data hamburan yang menghasilkan model tiga dimensi dari sekitar 10.000 atom. Mencari celah dalam model struktural untuk mengungkapkan posisi kekosongan dari tingkat kekosongan yang lebih rinci.
“Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan dominasi tingkat kekosongan, dengan hampir tiga kekosongan per sel. Konsentrasi kekosongan meningkat sehubungan dengan Bi2O3 karena adanya konsentrasi tinggi dari cacat Frenkel” jelas, Dr.Isaac Abrahams. (a_rohiman)