Inovasi Lingkungan dalam Gelaran Isoterm Oktan 2025

Inovasi Lingkungan dalam Gelaran Isoterm Oktan 2025

Permasalahan lingkungan merupakan tantangan global yang semakin mendesak berbagai aspek kehidupan. Ilmu kimia sebagai salah satu disiplin yang krusial hadir memberikan pemahaman mendalam melalui aspek molekuler yang dapat menjelaskan mekanisme terjadinya permasalahan tersebut hingga menawarkan solusi inovatif dan cemerlang untuk mengatasinya. Melalui karya tulis ilmiah, ISOTERM (Indonesia’s Innovative Research Competition) mengangkat tema “From Molecule to Ecosystem: Chemistry for Environmental Restoration” untuk mengajak mahasiswa bereksplorasi bagaimana ilmu kimia dapat digunakan untuk merumuskan solusi inovatif dalam menghadapi permasalahan lingkungan secara keseluruhan. Perlombaan karya tulis ilmiah ini menjadi ajang yang dapat membawa dampak positif bagi yang dihadapi Indonesia dan dunia.

Terdapat tiga tujuan dalam ISOTERM ini, yaitu peningkatan kesadaran mahasiswa, mendorong motivasi, dan menghargai kontribusi mahasiswa. Dengan tujuan tersebut diharapkan lomba ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terkait pentingnya peran kimia, mendorong mahasiswa untuk berinovasi dan berkreasi, serta memberikan penghargaan kepada ide-ide terbaik dan kontribusi mahasiswa dalam mengatasi berbagai tantangan lingkungan.

ISOTERM di tahun ini terdiri atas 5 subtema, pertama Eco-Friendly Compounds yang membahas penggunaan reagen-reagen dalam sintesis organik atau isolasi bahan alam yang berbasis pada prinsip kimia hijau. Kedua Bioremediation Techniques, yang fokus pada penggunaan kimia biologis dan teknik-teknik bioremediasi untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Ketiga Environmental Detection, yang menjelaskan pengembangan metode analitik yang dapat menjamin kualitas dan keamanan lingkungan dari limbah reaksi kimia. Keempat Physical Analysis, yang membahas analisis solusi permasalahan lingkungan melalui pendekatan kuantum hingga molekuler. Terakhir, Sustainable Catalysts yang membahas seputar katalis atau material anorganik terfungsionalisasi untuk pemulihan kondisi lingkungan.

Adapun tahapan seleksi dari ISOTERM 2025 terdiri atas seleksi abstrak, seleksi pengumpulan full paper, dan terakhir babak final. Pada babak final, 5 tim finalis melakukan pitching dan pameran. Pitching pada tahun ini diuji oleh Dr. Muhammad Yudhistira Azis, M.Si. yang akrab dipanggil Pak Yudhis, kemudian Dr. rer. nat. Didin Mujahidin, S.Si., M.Si atau Pak Didin, dan Hadohoan Satyalen Simaremare, S. Si.. Pak Yudhis merupakan dosen kimia ITB di kelompok keilmuan kimia analitik. Salah satu bidang penelitian beliau adalah kimia analitik lingkungan seperti monitoring polutan organik, sumber polutan, ekotoksikologi, dan bioremediasi. Pak Didin adalah dosen kimia ITB di kelompok keilmuan kimia organik dengan fokus penelitian pada kimia organik, kimia berbasis hayati, sintesis organik termasuk sintetis hijau, dan katalis. Latar belakang dari Pak Yudhis dan Pak Didin ini tentunya sangat beririsan dengan tema ISOTERM 2025 sehingga penilaian pada perlombaan ini dapat objektif kepada konten. Pak Hadohoan merupakan founder dari Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia (FORPASI), sebuah wadah diskusi dan aspirasi untuk meningkatkan kepedulian publik tentang kebijakan persampahan di Indonesia. Beliau juga merupakan lulusan Sarjana Kimia ITB yang telah berpengalaman pada sektor pemerintahan, korporat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Juara I ISOTERM 2025 diraih oleh tim FitoFlava dari Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon dengan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp9.000.000,00, medali, serta studi trip ke Malaysia bersama Dulins.  Juara II diraih oleh tim Cellulosea dari Universitas Gadjah Mada yang berhasil membawa pulang uang tunai sebesar Rp6.000.000,00 dan medali. Juara III didapatkan oleh tim Tuagapatma dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan hadiah uang tunai sebesar Rp3.000.000,00 serta medali. Tim Tuagapatma juga berhasil memperoleh predikat sebagai BEST SPEAKER atas pitching yang menarik. Terakhir, Juara Harapan I diperoleh tim The toothfairies dari Institut Teknologi Bandung dengan hadiah berupa uang tunai Rp2.000.000,00 dan medali. Adapun juara favorit yang didasarkan pada voting pengunjung pameran diraih oleh tim Cellulosea dari Universitas Gadjah Mada. (RR, MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *