Dari Termo ke Piano
Saat itu hari pertama saya masuk di kelas beliau. Mata kuliah Termodinamika. Sebagai mahasiswa Kimia ITB, menyaksikan sosok Prof Susanto yang berduet dg Prof N.M Surdia itu bagai melihat twin tower di bidang ilmu Kimia Fisik. Jujur banyak sekali yang saya kesulitan untuk mencerna saat itu. Karena dibantu oleh pak Kaka (Muhammad Abdulkadir Martoprawiro) sebagai tandem beliau berdua, maka saya mulai sedikit lebih paham apa yang dimaksudkan oleh Prof Santo dan Prof Surdia. Memang terkesan segitunya saat itu. Beliau di kelas sebagai sosok pengajar yang ilmunya luar biasa.
Kemudian, di suatu waktu, saya hadir di event Jazz Goes To Campus ITB. Tak dinyana prof Susanto duduk di depan, dan saya takjub bahwa beliau ternyata juga seorang pianist yang hebat. Profesor di bidang Kimia Fisik Teori dan Pianist handal merupakan komposisi yang jarang ditemukan. Saya membayangkan di dalam beliau ada karakter Albert Einstein yang ahli Fisika Teori sekaligus pemain biola yang mumpuni. Mungkin sama, betul sama. Ilmuwan yang serba bisa dengan kemampuan otak kanan dan kiri yang bersinergi.
Prof Susanto Imam Rahayu, eksistensi bapak telah membentuk Kimia ITB, Fakultas MIPA, ITB, dan Pendidikan di Indonesia menjadi seperti ini. Semoga ilmu dan warisan pengetahuan yang Prof Santo dedikasikan ini dapat berkembang terus dan tercantum sebagai berkah dari Kimia ITB untuk Indonesia dan Dunia.
Selamat beristirahat dengan tenang, Prof. Kami memohon ijin untuk meneruskan perjuangan Prof Santo mencerdaskan masa depan bangsa. Mungkin tidak akan bisa sebaik yg dulu, tetapi Prof Santo telah memberi contoh dan patokan buat kami agar menjadi lebih baik.
Salam hormat,
-Danang KI 99 ITB-